Siap Siaga Dalam Menjalani Hidup
TUHAN menganugerahkan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalannya sendiri secara bijaksana dalam menapaki penziarahan hidup.
Dalam menjalani hidupnya, ada orang yang memiliki prinsip: karena hidup hanya sekali saja, maka harus dinikmati sepuas-puasnya, tidak peduli akan laranganNya. Mereka beranggapan bahwa masih banyak waktu untuk melakukan pertobatan, saat sekarang lebih baik digunakan untuk mereguk manisnya madu kehidupan.
Namun ada juga yang selalu bersikap waspada dan berjaga-jaga. Mereka mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan; mengisi hari-harinya dengan tekun berdoa, berbuat baik, menebarkan kasih dan pengampunan, melayani sesama dengan tulus.
Mana yang akan kita pilih?
Sadari bahwa hidup di dunia hanya sementara. Tujuan akhir kita adalah untuk hidup berbahagia selamanya bersama Tuhan di dalam kerajaanNya.
Mari tumbuhkan semangat kesiapsiagaan dalam menanti kedatanganNya, jangan menunda-nunda pertobatan agar kita dalam keadaan layak saat Ia memanggil kita.
❣KEHIDUPAN kita di dunia hanya sementara tetapi ketika kita meninggal kita akan mengalami hidup abadi.
Jadi, berbuat baik lah selama kita masih hidup.
Jaga Agar Pelita Iman Tetap Bernyala
KEMATIAN adalah hal yang tidak dapat dielakkan, semua orang pasti akan menghadapinya. Namun, berkat pengurbanan Yesus, maut dikalahkan sehingga kematian tidak memusnahkan kehidupan melainkan mengubah kehidupan dari yang fana menjadi yang abadi.
Melalui perumpamaan gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh, kita disadarkan bahwa kehidupan di dunia merupakan sebuah proses persiapan untuk masuk ke dalam kehidupan kekal bersamaNya.
Yesus mengajak kita agar selalu bersikap siap siaga dalam menyambut kedatanganNya yang tidak diketahui kapan saatnya akan tiba.
Agar layak ikut serta di dalam perjamuanNya, Ia menghendaki agar pelita iman kita tetap bernyala terang apapun kondisi dan situasi yang kita alami dalam meniti kehidupan ini.
Untuk itu, kita harus setia mengisinya dengan :
* Tekun berelasi denganNya
* Hidup kudus, menjauhi semua yang tidak berkenan di hatiNya
* Mengaplikasikan ajaran kasihNya di dalam keseharian hidup kita
* Melayani sesama dengan tulus, tanpa pamrih
Banyak hal yang menjadi penyebab pelita iman kita meredup, seperti keengganan untuk meninggalkan zona yang nyaman, terlena dan dininabobokan oleh kenikmatan duniawi.
Sadari bahwa iman tanpa tindakan nyata tidak akan membuahkan hasil, tidak cukup menghafal ayat-ayat kitab suci tanpa pernah ada usaha untuk melaksanakannya.
Mari bangkit dari ‘tidur’ kita yang panjang, sudah waktunya menata hidup kita. Nyalakan kembali pelita iman kita yang mulai redup agar kelak saat Ia datang, didapatiNya kita layak berdiri di hadapanNya.
❣KESABARAN bukan sekedar kemampuan untuk menunggu, melainkan bagaimana kita bersikap dalam penantian.
TUHAN menganugerahkan kehendak bebas kepada manusia agar manusia dapat memilih jalannya sendiri secara bijaksana dalam menapaki penziarahan hidup.
Dalam menjalani hidupnya, ada orang yang memiliki prinsip: karena hidup hanya sekali saja, maka harus dinikmati sepuas-puasnya, tidak peduli akan laranganNya. Mereka beranggapan bahwa masih banyak waktu untuk melakukan pertobatan, saat sekarang lebih baik digunakan untuk mereguk manisnya madu kehidupan.
Namun ada juga yang selalu bersikap waspada dan berjaga-jaga. Mereka mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan; mengisi hari-harinya dengan tekun berdoa, berbuat baik, menebarkan kasih dan pengampunan, melayani sesama dengan tulus.
Mana yang akan kita pilih?
Sadari bahwa hidup di dunia hanya sementara. Tujuan akhir kita adalah untuk hidup berbahagia selamanya bersama Tuhan di dalam kerajaanNya.
Mari tumbuhkan semangat kesiapsiagaan dalam menanti kedatanganNya, jangan menunda-nunda pertobatan agar kita dalam keadaan layak saat Ia memanggil kita.
❣KEHIDUPAN kita di dunia hanya sementara tetapi ketika kita meninggal kita akan mengalami hidup abadi.
Jadi, berbuat baik lah selama kita masih hidup.
Jaga Agar Pelita Iman Tetap Bernyala
KEMATIAN adalah hal yang tidak dapat dielakkan, semua orang pasti akan menghadapinya. Namun, berkat pengurbanan Yesus, maut dikalahkan sehingga kematian tidak memusnahkan kehidupan melainkan mengubah kehidupan dari yang fana menjadi yang abadi.
Melalui perumpamaan gadis yang bijaksana dan gadis yang bodoh, kita disadarkan bahwa kehidupan di dunia merupakan sebuah proses persiapan untuk masuk ke dalam kehidupan kekal bersamaNya.
Yesus mengajak kita agar selalu bersikap siap siaga dalam menyambut kedatanganNya yang tidak diketahui kapan saatnya akan tiba.
Agar layak ikut serta di dalam perjamuanNya, Ia menghendaki agar pelita iman kita tetap bernyala terang apapun kondisi dan situasi yang kita alami dalam meniti kehidupan ini.
Untuk itu, kita harus setia mengisinya dengan :
* Tekun berelasi denganNya
* Hidup kudus, menjauhi semua yang tidak berkenan di hatiNya
* Mengaplikasikan ajaran kasihNya di dalam keseharian hidup kita
* Melayani sesama dengan tulus, tanpa pamrih
Banyak hal yang menjadi penyebab pelita iman kita meredup, seperti keengganan untuk meninggalkan zona yang nyaman, terlena dan dininabobokan oleh kenikmatan duniawi.
Sadari bahwa iman tanpa tindakan nyata tidak akan membuahkan hasil, tidak cukup menghafal ayat-ayat kitab suci tanpa pernah ada usaha untuk melaksanakannya.
Mari bangkit dari ‘tidur’ kita yang panjang, sudah waktunya menata hidup kita. Nyalakan kembali pelita iman kita yang mulai redup agar kelak saat Ia datang, didapatiNya kita layak berdiri di hadapanNya.
❣KESABARAN bukan sekedar kemampuan untuk menunggu, melainkan bagaimana kita bersikap dalam penantian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar