Panggilan yang sejati
Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.
- Yoh 15:20
Panggilan hidup kita sebagai murid Yesus terkadang sangat sulit kita jalani. Apalagi di tengah dunia yang terus berkembang dengan begitu cepat dan semakin canggih. Ada begitu banyak tantangan di hadapan kita yang selalu berusaha untuk menarik kita semakin jauh, mengabaikan, dan meninggalkan panggilan kita.
Namun saya bersyukur, dalam menghadapi segala tantangan itu, ada figur yang menginspirasi dan memberi kekuatan bagi saya untuk tetap setia pada panggilan yang Tuhan taruh dalam hati saya. Tentu saja, yang paling menguatkan adalah relasi saya dengan Tuhan. Kedekatan dengan Kristus membuat saya tidak gentar untuk Qmenghadapi dan melewati setiap peristiwa yang menghampiri dan menghadang.
Marilah kita terus berjuang bersama Kristus! Melalui persembahan hidup kita, bawa dan hadirkan Tuhan kepada setiap orang yang kita jumpai, bagikan kasih-Nya yang tiada batas kepada semua orang. Satukan perjuangan kita dengan pengorbanan Yesus.
Yesus, peganglah tanganku dan mampukan aku untuk menjalani perutusan ini bersama-Mu. (Ld)
Tuhan, tuntunlah aku untuk berjalan bersama-Mu.
Lihatlah sebuah doa yang sederhana dan indah
Saat engkau bangun pagi katakan: Jesus I love you ...
Ketika engkau meninggalkan rumah katakan: Jesus pergilah denganku
Ketika engkau merasa ingin menangis, katakan : Jesus peluklah saya
Ketika engkau merasa bahagia katakan: Jesus saya memuja Mu
Ketika engkau melakukan sesuatu, katakan: Jesus bantulah saya
Ketika engkau melakukan kesalahan, katakan: Jesus maafkan saya
Ketika engkau akan tidur, katakan: trima kasih Jesus dan selimutilah saya dengan mantel Mu yang suci.
Tuhan menyayangi kamu
"Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku”
Yohanes 6:44-51
RENUNGAN :
Allah menarik orang untuk percaya bukan dengan paksaan melainkan dengan suatu proses.
Rahmat Allah disediakan untuk setiap orang yang mendengar ajaran Yesus dan mau bertobat, namun setiap manusia memiliki hak dan kebebasan untuk menerima dan percaya atau sebaliknya.
Kita yang telah menerima dan percaya kepada Yesus berkewajiban mewartakan Injil agar orang mendengar dan dapat percaya Yesus sebagai sumber hidup kekal.
Yesus menyebut diri-Nya sebagai "Roti hidup" yang turun dari surga mengingatkan kita akan tubuh-Nya yang dikorbankan di atas kayu salib sebagai santapan yang memberi kehidupan kekal bagi setiap orang yang percaya.
Yesus adalah pokok kehidupan kekal, barang siapa menolak tawaran Yesus berarti menolak hidup yang sekarang dan yang akan datang.
Tubuh dan Darah Yesus yang kita terima setiap hari melalui Ekaristi Kudus mengingatkan kita akan rahmat kekuatan hidup sekarang dan yang akan datang.
Tuhan memberkati.
RD. Januarius Kado
Ilustrasi (Ist)
Bacaan Yohanes
16 : 29-33
JAWAB Yesus kepada mereka:
“Percayakah kamu sekarang?
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan
Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
(Yoh.16:31-33)
Tuhan sedang mengingatkan para murid bahwa tantangan kehidupan selalu ada di mana saja dan kapan saja.
Tuhan tidak sedang menakut-nakuti atau melemahkan semangat, tetapi sedang memacu kita agar selalu waspada dan tetap semangat dan setia.
Untuk mendapatkan bunga mawar yang indah merekah harus siap dengan duri-durinya tajam.
Untuk meraih keberhasilan dibutuhkan perjuangan dan kerja keras, terkadang harus rela menderita.
Tuhan telah memberi teladan, kesetiaan-Nya memanggul salib ke puncak Golgota berbuah manis, yaitu anugerah kebangkitan dan kemuliaan.
Tetaplah semangat berjuang dalam iman.
Bagai pungguk rindukan bulan, tak kan pernah kesampaian.
Jika kita takut akan Tuhan,
niscaya hidup penuh keberkahan.
dari Papua dengan cinta
Berkah Dalem – mois -
Bacaan 1 : 1Raj 19:9a.11-16
Mazmur : Mzm 27:7-8a.8b-9abc.13-14
Injil : Mat 5:27-32
Jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah.
Beberapa jenis tanaman tertentu, agar dapat tumbuh dengan baik, justru harus dipotong pada bagian-bagian tertentu dari dahan atau rantingnya.
Misalnya pohon jati, agar dapat lurus, tinggi, dan besar, beberapa dahan dan rantingnya harus dipotong. Demikian pula tanaman hias atau bonsai, agar semakin indah dan mempunyai bentuk sesuai keinginan, juga harus dipotong. Dalam Injil hari ini, Yesus meminta kita untuk “memotong” bagian-bagian tubuh tertentu yg justru menyebabkan kita tersesat dan berdosa:
mata, tangan, kaki, dll.
Tentu perintah ini tidak perlu kita pahami dan kita laksanakan secara lahiriah.
Kita mengacu saja pada St. Paulus ketika berbicara tentang sunat.
Ia menegaskan bahwa, “yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah ... sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah”
(Rm 2:28-29).
Maka, mencungkil mata dan memenggal tangan yang diharapkan oleh Yesus juga bermakna secara rohani:
kita membersihkan dan menjauhkan segala hal yang dapat menyesatkan dan menyebabkan dosa dari mata, tangan, mulut, dan bagian-bagian tubuh yang lain.
Doa:
Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu terus menerus membersihkan diri kami dari segala hal yang dapat menyebabkan dosa. Amiiin.
-agawpr-
“Kamu adalah terang dunia”
Garam adalah barang yang murah dan sederhana tetapi sangat kita butuhkan.
Jumlah garam yang kita perlukan, misalnya dalam masakan, hanya sedikit, tidak banyak.
Demikian pula terang, misalnya yang bersumber dari lampu, bendanya juga kecil dan jumlahnya tidak perlu banyak-banyak untuk mampu menyinari seluruh ruangan.
Oleh karena itu, kata-kata dari Yesus, “Kamu adalah garam dunia”
(Mat 5,13a)
dan “Kamu adalah terang dunia”
(Mat 1,14a)
merupakan sebuah pernyataan bahwa Ia telah menjadikan kita sebagai “kawanan kecil”
(bdk. Luk 12,32)
yang mampu memberikan manfaat bagi dunia.
Sebagai garam, kita memang tidak mempunyai sumber asin dari diri kita sendiri, tetapi dari Tuhan. Demikian pula, kita tidak mempunyai sumber terang dari diri kita sendiri, tetapi kita memancarkan terang yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu, supaya kita tetap memberi manfaat kepada masyarakat, kita harus senantiasa menyatukan diri dengan Tuhan.
Kita hanya akan mampu bertahan sebagai garam dan terang dunia kalau kita tidak menggantungkan diri pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Roh dan kekuatan Allah
(bdk. 1Kor 2,4-5)
Secara konkret, kita dapat menggarami dan menerangi masyarakat dengan cara berbagi, seperti apa yang dilakukan si janda dari Sarfat (bacaan I).
Meskipun ia hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak, namun ia mau berbagi pada Elia.
Ternyata, tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang.
Demikianlah, dengan kerelaan dan kemurahan hati dalam berbagi, hidup kita tidak hanya akan semakin bermakna bagi orang lain, namun Tuhan juga akan semakin bermurah hati dan memperkaya kita.
Doa:
Tuhan, mampukanlah kami untuk tetap menjadi garam dan terang dunia, dengan menjadikan hidup kami semakin bermakna dan berguna bagi orang lain.
Amiiiiin.
-agawpr-
Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.
- Yoh 15:20
Panggilan hidup kita sebagai murid Yesus terkadang sangat sulit kita jalani. Apalagi di tengah dunia yang terus berkembang dengan begitu cepat dan semakin canggih. Ada begitu banyak tantangan di hadapan kita yang selalu berusaha untuk menarik kita semakin jauh, mengabaikan, dan meninggalkan panggilan kita.
Namun saya bersyukur, dalam menghadapi segala tantangan itu, ada figur yang menginspirasi dan memberi kekuatan bagi saya untuk tetap setia pada panggilan yang Tuhan taruh dalam hati saya. Tentu saja, yang paling menguatkan adalah relasi saya dengan Tuhan. Kedekatan dengan Kristus membuat saya tidak gentar untuk Qmenghadapi dan melewati setiap peristiwa yang menghampiri dan menghadang.
Marilah kita terus berjuang bersama Kristus! Melalui persembahan hidup kita, bawa dan hadirkan Tuhan kepada setiap orang yang kita jumpai, bagikan kasih-Nya yang tiada batas kepada semua orang. Satukan perjuangan kita dengan pengorbanan Yesus.
Yesus, peganglah tanganku dan mampukan aku untuk menjalani perutusan ini bersama-Mu. (Ld)
Tuhan, tuntunlah aku untuk berjalan bersama-Mu.
Lihatlah sebuah doa yang sederhana dan indah
Saat engkau bangun pagi katakan: Jesus I love you ...
Ketika engkau meninggalkan rumah katakan: Jesus pergilah denganku
Ketika engkau merasa ingin menangis, katakan : Jesus peluklah saya
Ketika engkau merasa bahagia katakan: Jesus saya memuja Mu
Ketika engkau melakukan sesuatu, katakan: Jesus bantulah saya
Ketika engkau melakukan kesalahan, katakan: Jesus maafkan saya
Ketika engkau akan tidur, katakan: trima kasih Jesus dan selimutilah saya dengan mantel Mu yang suci.
Tuhan menyayangi kamu
"Tidak seorang pun dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus aku”
Yohanes 6:44-51
RENUNGAN :
Allah menarik orang untuk percaya bukan dengan paksaan melainkan dengan suatu proses.
Rahmat Allah disediakan untuk setiap orang yang mendengar ajaran Yesus dan mau bertobat, namun setiap manusia memiliki hak dan kebebasan untuk menerima dan percaya atau sebaliknya.
Kita yang telah menerima dan percaya kepada Yesus berkewajiban mewartakan Injil agar orang mendengar dan dapat percaya Yesus sebagai sumber hidup kekal.
Yesus menyebut diri-Nya sebagai "Roti hidup" yang turun dari surga mengingatkan kita akan tubuh-Nya yang dikorbankan di atas kayu salib sebagai santapan yang memberi kehidupan kekal bagi setiap orang yang percaya.
Yesus adalah pokok kehidupan kekal, barang siapa menolak tawaran Yesus berarti menolak hidup yang sekarang dan yang akan datang.
Tubuh dan Darah Yesus yang kita terima setiap hari melalui Ekaristi Kudus mengingatkan kita akan rahmat kekuatan hidup sekarang dan yang akan datang.
Tuhan memberkati.
RD. Januarius Kado
Ilustrasi (Ist)
Bacaan Yohanes
16 : 29-33
JAWAB Yesus kepada mereka:
“Percayakah kamu sekarang?
Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan
Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”
(Yoh.16:31-33)
Tuhan sedang mengingatkan para murid bahwa tantangan kehidupan selalu ada di mana saja dan kapan saja.
Tuhan tidak sedang menakut-nakuti atau melemahkan semangat, tetapi sedang memacu kita agar selalu waspada dan tetap semangat dan setia.
Untuk mendapatkan bunga mawar yang indah merekah harus siap dengan duri-durinya tajam.
Untuk meraih keberhasilan dibutuhkan perjuangan dan kerja keras, terkadang harus rela menderita.
Tuhan telah memberi teladan, kesetiaan-Nya memanggul salib ke puncak Golgota berbuah manis, yaitu anugerah kebangkitan dan kemuliaan.
Tetaplah semangat berjuang dalam iman.
Bagai pungguk rindukan bulan, tak kan pernah kesampaian.
Jika kita takut akan Tuhan,
niscaya hidup penuh keberkahan.
dari Papua dengan cinta
Berkah Dalem – mois -
Bacaan 1 : 1Raj 19:9a.11-16
Mazmur : Mzm 27:7-8a.8b-9abc.13-14
Injil : Mat 5:27-32
Jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah.
Beberapa jenis tanaman tertentu, agar dapat tumbuh dengan baik, justru harus dipotong pada bagian-bagian tertentu dari dahan atau rantingnya.
Misalnya pohon jati, agar dapat lurus, tinggi, dan besar, beberapa dahan dan rantingnya harus dipotong. Demikian pula tanaman hias atau bonsai, agar semakin indah dan mempunyai bentuk sesuai keinginan, juga harus dipotong. Dalam Injil hari ini, Yesus meminta kita untuk “memotong” bagian-bagian tubuh tertentu yg justru menyebabkan kita tersesat dan berdosa:
mata, tangan, kaki, dll.
Tentu perintah ini tidak perlu kita pahami dan kita laksanakan secara lahiriah.
Kita mengacu saja pada St. Paulus ketika berbicara tentang sunat.
Ia menegaskan bahwa, “yang disebut sunat, bukanlah sunat yang dilangsungkan secara lahiriah ... sunat ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara hurufiah”
(Rm 2:28-29).
Maka, mencungkil mata dan memenggal tangan yang diharapkan oleh Yesus juga bermakna secara rohani:
kita membersihkan dan menjauhkan segala hal yang dapat menyesatkan dan menyebabkan dosa dari mata, tangan, mulut, dan bagian-bagian tubuh yang lain.
Doa:
Tuhan, berilah kami rahmat-Mu untuk mampu terus menerus membersihkan diri kami dari segala hal yang dapat menyebabkan dosa. Amiiin.
-agawpr-
“Kamu adalah terang dunia”
Garam adalah barang yang murah dan sederhana tetapi sangat kita butuhkan.
Jumlah garam yang kita perlukan, misalnya dalam masakan, hanya sedikit, tidak banyak.
Demikian pula terang, misalnya yang bersumber dari lampu, bendanya juga kecil dan jumlahnya tidak perlu banyak-banyak untuk mampu menyinari seluruh ruangan.
Oleh karena itu, kata-kata dari Yesus, “Kamu adalah garam dunia”
(Mat 5,13a)
dan “Kamu adalah terang dunia”
(Mat 1,14a)
merupakan sebuah pernyataan bahwa Ia telah menjadikan kita sebagai “kawanan kecil”
(bdk. Luk 12,32)
yang mampu memberikan manfaat bagi dunia.
Sebagai garam, kita memang tidak mempunyai sumber asin dari diri kita sendiri, tetapi dari Tuhan. Demikian pula, kita tidak mempunyai sumber terang dari diri kita sendiri, tetapi kita memancarkan terang yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu, supaya kita tetap memberi manfaat kepada masyarakat, kita harus senantiasa menyatukan diri dengan Tuhan.
Kita hanya akan mampu bertahan sebagai garam dan terang dunia kalau kita tidak menggantungkan diri pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Roh dan kekuatan Allah
(bdk. 1Kor 2,4-5)
Secara konkret, kita dapat menggarami dan menerangi masyarakat dengan cara berbagi, seperti apa yang dilakukan si janda dari Sarfat (bacaan I).
Meskipun ia hanya memiliki segenggam tepung dan sedikit minyak, namun ia mau berbagi pada Elia.
Ternyata, tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang.
Demikianlah, dengan kerelaan dan kemurahan hati dalam berbagi, hidup kita tidak hanya akan semakin bermakna bagi orang lain, namun Tuhan juga akan semakin bermurah hati dan memperkaya kita.
Doa:
Tuhan, mampukanlah kami untuk tetap menjadi garam dan terang dunia, dengan menjadikan hidup kami semakin bermakna dan berguna bagi orang lain.
Amiiiiin.
-agawpr-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar